Oleh: Reno Hanjarwady
Trenyuh kalbuku memandangmu. Ternyata waktu banyak mengubahmu.
Menyulapmu menjadi sosok yang jauh berbeda.
Dulu ku anggap kau adalah simbul kesantunan para Hawa. dambaan setiap laki-laki waras di bumi ini.
Tapi kini kau telah berubah, Sih. Tak kulihat lagi geriap jilbab biru muda kesukaanmu membalut legam rambutmu.
Keluguan itu benar-benar sirna terusir laju zaman.
Rambut bercat creme ala bule ternyata lebih membuatmu tampil percaya diri menyusuri belantara jakarta ini.
Sepatu kulit berhak tinggi dan sepotong tank top itu.....,ck..ck...!
Aii...,Sih Saraswati...! Wangi itu bukan wangi yang kukenal dulu. bukan wangi cologne ceban-an yang di obral di kaki lima ketika itu.
Mungkin itu wangi Bvlgary,
atau mungkin wangi Paris Hilton yang terkenal itu? Entahlah....!
Rambat malam kota Mangga besar...
Dari sebuah lorong gang gelap ujung jalan, kau melangkah seanggun putri rembulan.
Matamu nanar melahap antrian ratusan mobil yang di libas hingar kemacetan.
Duh..., Sih Saraswati!
Lagi-lagi nyeri ini menohok dadaku. menggulirkan desir darah di tiap pembuluh nadiku, ketika ku lihat tubuh seksimu menyelinap masuk dibalik pintu JAGUAR hitam yang menghampirimu.
Hatiku tergugu,
ngilu seperti dihunjam bilah sembilu. ingin ku teriak memburumu, menepuk-nepuk keping pipimu.....; memuntahkan segala serapah yang kalah.
Sih Saraswati kekasihku!
Jika kelak waktu bisa membawamu kembali ketitik ketika aku mengenalmu dulu, aku hanya ingin kau tahu betapa mulianya kaum-mu.
Maka bukalah gerbang surga di kedua telapak kakimu
Trenyuh kalbuku memandangmu. Ternyata waktu banyak mengubahmu.
Menyulapmu menjadi sosok yang jauh berbeda.
Dulu ku anggap kau adalah simbul kesantunan para Hawa. dambaan setiap laki-laki waras di bumi ini.
Tapi kini kau telah berubah, Sih. Tak kulihat lagi geriap jilbab biru muda kesukaanmu membalut legam rambutmu.
Keluguan itu benar-benar sirna terusir laju zaman.
Rambut bercat creme ala bule ternyata lebih membuatmu tampil percaya diri menyusuri belantara jakarta ini.
Sepatu kulit berhak tinggi dan sepotong tank top itu.....,ck..ck...!
Aii...,Sih Saraswati...! Wangi itu bukan wangi yang kukenal dulu. bukan wangi cologne ceban-an yang di obral di kaki lima ketika itu.
Mungkin itu wangi Bvlgary,
atau mungkin wangi Paris Hilton yang terkenal itu? Entahlah....!
Rambat malam kota Mangga besar...
Dari sebuah lorong gang gelap ujung jalan, kau melangkah seanggun putri rembulan.
Matamu nanar melahap antrian ratusan mobil yang di libas hingar kemacetan.
Duh..., Sih Saraswati!
Lagi-lagi nyeri ini menohok dadaku. menggulirkan desir darah di tiap pembuluh nadiku, ketika ku lihat tubuh seksimu menyelinap masuk dibalik pintu JAGUAR hitam yang menghampirimu.
Hatiku tergugu,
ngilu seperti dihunjam bilah sembilu. ingin ku teriak memburumu, menepuk-nepuk keping pipimu.....; memuntahkan segala serapah yang kalah.
Sih Saraswati kekasihku!
Jika kelak waktu bisa membawamu kembali ketitik ketika aku mengenalmu dulu, aku hanya ingin kau tahu betapa mulianya kaum-mu.
Maka bukalah gerbang surga di kedua telapak kakimu
0 comments Blogger 0 Facebook
Post a Comment