Oleh Hann Rahardja
Bunda
senja adalah getah daun sirih yang kau kunyah
menorehkan merah di riput bibir menyungging layu
gigil pagi temani keriut lelah perjalanan sunyi,
ketika lembar-lembar almanak gantungkan senyum si matahari
saat kau lepas dari buaian segar kuncup-kuncup fajar
berapa lama kau cumbu beku waktu untuk sebuah kata tunggu,
hingga lipatan dahi tak mampu lagi sembunyikan kerut rindu?
Bunda
di kaki senja senyummu membaladakan kabut renta
yang menyelinap diantara larik gusi tanpa gigi
: matahari lindap, menahan bulir nyeri
di pucuk gelap tak kalah sepi
Jati Uwung, Okt 2010
Reno,
ReplyDeletePuisi ini sangat terkesan di hati. Mohon izin republikasi di blog saya ok?
Sanusi Din
Dengan senang Hati Abang Sanusi dan terimakasih atas apresiasinya. salam hormatku
ReplyDelete